Rumah / Berita / Berita industri / Bagaimana sensor level berkomunikasi dengan sistem kontrol atau perangkat pemantauan?

Bagaimana sensor level berkomunikasi dengan sistem kontrol atau perangkat pemantauan?

Dalam berbagai proses industri dan manufaktur, pengukuran dan pengendalian kadar cairan atau padat secara akurat sangat penting untuk memastikan efisiensi operasional, keselamatan, dan kepatuhan terhadap peraturan. Sensor level memainkan peran penting dalam domain ini, menyediakan data real-time tentang level suatu zat dalam tangki, bejana, atau wadah. Namun, integrasi sempurna sensor ini dengan sistem kontrol atau perangkat pemantauan sama pentingnya untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif dan optimalisasi proses. Sensor level berkomunikasi dengan sistem kontrol atau perangkat pemantauan melalui berbagai metode, bergantung pada jenis sensor dan protokol komunikasi yang didukung . Berikut adalah beberapa metode komunikasi umum yang digunakan oleh sensor level:
1. Keluaran Analog: Banyak sensor level memberikan sinyal keluaran analog, seperti 4-20mA atau 0-10V, yang dapat langsung dihubungkan ke modul masukan analog dari sistem kontrol atau perangkat akuisisi data. Sinyal keluaran sesuai dengan level yang diukur, memungkinkan sistem kontrol untuk menafsirkan dan memproses data.
Kasus: Di instalasi pengolahan air limbah, sensor tingkat tekanan submersible digunakan untuk memantau tingkat tangki pengendapan. Sensor menyediakan output analog 4-20mA yang sesuai dengan level tangki. Sinyal analog ini dihubungkan dengan modul input analog PLC (Programmable Logic Controller). PLC membaca sinyal analog dan memicu tindakan yang sesuai berdasarkan level, seperti mengaktifkan pompa untuk mempertahankan level yang diinginkan.
2. Output Digital: Beberapa sensor level memiliki opsi output digital, seperti output diskrit atau relai. Output ini biasanya memberikan sinyal biner (misalnya ON/OFF) berdasarkan ambang batas level yang telah ditentukan. Sistem kontrol dapat menerima sinyal-sinyal ini dan memicu tindakan yang sesuai berdasarkan status level.
Kasus: Di fasilitas penyimpanan bahan kimia, sensor tingkat kapasitansi dipasang di tangki yang berisi cairan berbahaya. Sensor level memiliki output relai yang terpicu ketika level cairan mencapai ambang kritis. Output relai dihubungkan ke sistem alarm, yang menghasilkan peringatan suara dan visual ketika level mencapai titik kritis, yang menunjukkan potensi risiko luapan atau kebocoran.
3.Komunikasi Serial: Sensor level dapat mendukung protokol komunikasi serial seperti RS-485, Modbus, Profibus, atau HART. Protokol ini memungkinkan komunikasi dua arah antara sensor dan sistem kontrol. Sensor menyediakan data level atau informasi status, dan sistem kontrol juga dapat mengirimkan perintah atau parameter konfigurasi ke sensor.
Kasus: Di pabrik proses industri, sensor level radar digunakan untuk mengukur level cairan di dalam tangki penyimpanan. Sensor mendukung protokol Modbus RTU untuk komunikasi. Terhubung ke sistem PLC atau SCADA (Kontrol Pengawasan dan Akuisisi Data) menggunakan koneksi serial RS-485. Sensor secara berkala mengirimkan data level ke sistem kontrol, dan sistem juga dapat mengirimkan perintah konfigurasi ke sensor untuk tujuan kalibrasi atau penyesuaian.
4.Ethernet atau Jaringan Industri: Sensor tingkat lanjutan mungkin memiliki port Ethernet internal atau mendukung protokol jaringan industri seperti Ethernet/IP atau PROFINET. Sensor ini dapat berkomunikasi langsung dengan sistem kendali atau perangkat pemantauan melalui jaringan area lokal (LAN). Hal ini memungkinkan pertukaran data real-time dan integrasi dengan komponen sistem lainnya.
Kasus: Di fasilitas pengolahan makanan, sensor level radar gelombang terpandu digunakan untuk memantau level material curah di silo. Sensor memiliki port Ethernet dan mendukung protokol Ethernet/IP. Ini terhubung ke jaringan Ethernet fasilitas, dan data level dikirim ke sistem kontrol pusat secara real-time. Sistem kontrol menggunakan informasi level untuk manajemen inventaris dan memicu pengisian material ketika levelnya rendah.
5.Komunikasi Nirkabel: Dengan munculnya teknologi nirkabel, beberapa sensor level menawarkan opsi komunikasi nirkabel, seperti Wi-Fi, Bluetooth, atau konektivitas seluler. Sensor ini dapat mengirimkan data level secara nirkabel ke penerima atau gateway, yang kemudian berkomunikasi dengan sistem kontrol atau perangkat pemantauan. Komunikasi nirkabel memungkinkan fleksibilitas dalam penempatan sensor dan menghilangkan kebutuhan akan kabel fisik.
Kasus: Dalam lingkungan pertanian, sensor level ultrasonik dipasang di reservoir air yang digunakan untuk irigasi. Sensor tersebut dilengkapi dengan modul nirkabel yang berkomunikasi menggunakan teknologi LoRaWAN (Long Range Wide Area Network). Sensor secara nirkabel mengirimkan data ketinggian air ke gerbang yang terletak di lapangan. Gerbang tersebut menyampaikan informasi ke platform pemantauan berbasis cloud, yang memungkinkan petani memantau ketinggian air dari jarak jauh dan mengoptimalkan jadwal irigasi.

Pemancar level (tekanan) cairan biasa yang tahan api 1
Flameproof ordinary liquid level (pressure) transmitter 1
Pemancar Tingkat Cairan Biasa (Tekanan) Tahan Api, juga dikenal sebagai pemancar tekanan tahan api atau pemancar tingkat cairan tahan api, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tingkat atau tekanan cairan di lingkungan berbahaya atau berpotensi ledakan. Pemancar ini dirancang untuk memastikan pengoperasian yang aman dan andal di lingkungan yang mungkin terdapat gas, uap, atau partikel debu yang mudah terbakar.

Contact Us

*We respect your confidentiality and all information are protected.